Selasa, 08 September 2009
mau dapat dolar gratis
Sabtu, 29 Agustus 2009
AKU DOAIN NEGRANYA MISKIN
negara miskin seni dan budaya, ingin terkenal iklankan kesenian indonesia, kasihan sekali engkau malaysia mendingan kau mati saja darpada banyak dosa...kami malu bertetangga dengan negara yang memiliki pemikiran maling, tak punya harkat dan martabat, kami menunggu raja mu mati, menunggu kami disini.
LIRIK YG TEPAT BUAT MALEYSIA
MALUNYA
Malunya Malaysia, Lagu Kebangsaan pun Hasil Jiplakan!
Posted by Wiro on Aug 27th, 2009 and filed under Wajib Tahu. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response or trackback to this entry
Rakyat Indonesia mungkin perlu sedikit (hanya sedikit) memaklumi ketika Malaysia mengklaim budaya Indonesia sebagai milik mereka. Kita harus maklum, Malaysia memang negara penjiplak, pencontek. Budaya menjiplak itu sudah melekat sejak negara Malaysia terbentuk. Lihat saja, lagu kebangsaan Malaysia “Negaraku” ternyata juga hasil jiplakan dari lagu “Mamula” asal Hawaii.
Mulanya Malaysia berkilah lagu “Negaraku” hasil cipta karya mereka sendiri, hingga rekaman asli tua lagu Mamula dipertunjukkan, Malaysia pun sedikit malu. Tapi tetap tak mau mengakuinya, mereka berkilah bahwa lagu diadopsi dari lagu kebangsaan Perak (salah satu negara bagian Malaysia) yang ternyata juga lagu hasil jiplakan dari lagu Keroncong berjudul Terang Bulan, yang populer di Indonesia tahun 1930 an.
Berikut perbandingan lagu Negaraku dan Mamula :
HAHAHA BANGSA YG MISKIN
Lagu Kebangsaan Malaysia Juga Milik Indonesia
SOLO - Sepertinya masih banyak karya anak bangsa Indonesia yang diklaim Malaysia. Kali ini lagu kebangsaan Malaysia berjudul "Terang Bulan" dan "Negaraku" diyakini milik Indonesia yang diambil Malaysia.
"Instrumennya sama dan tidak ada yang berbeda, hanya syair lagu berbeda," ujar Konsultan Lokananta Recording, Jaka Irmanta, saat jumpa pers di kantornya di Solo, Jawa Tengah, Jumat (28/9/2009).
Menurut dia, Lokananta baru mengetahui hal ini setelah menginventarisasi lagu asli Indonesia agar tidak diklaim Malaysia kembali. "Lagu 'Terang Bulan' pertama kali diputar di RRI Jakarta pada tahun 1956, sedangkan Malaysia baru merdeka pada 31 Agustus 1957," tandasnya.
Menanggapi hal ini, pada Senin mendatang atau bertepatan dengan peringatan hari kemerdekaan Malaysia, Lokananta akan mendatangi Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta sekaligus memberikan somasi atas lagu tersebut.
Sementara itu, Kepala Perum Lokananta Surakarta Ruktiningsih membantah jika lagu tersebut merupakan pemberian mantan Presiden Soekarno sebagai hadiah atas kemerdekaan Malaysia. "Tidak ada dokumen penyerahan lagu tersebut," pungkasnya.(hri)